ISP atau Internet Service Provider biasanya memberikan SLA sebesar 98% kepada para pelanggannya, pada artikel ini akan dibahas mengenai pengertian dan cara menghitung SLA.
Pengertian dan cara menghitung SLA perlu dimengeri oleh pelanggan, sebagai tolak ukur tingkat kewajaran layanan internet dari ISP kepada pelanggan.
Pengertian dan Cara Menghitung SLA
SLA kependekan Service Level Agreement, SLA adalah perjanjian tingkat layanan yang diberikan dari ISP kepada pelanggannya, tingkat layanan terhadap gangguan yang terjadi pada internet sampai dengan proses perbaikan. Bisa diartikan juga jaminan atau kesanggupan dalam memberikan garansi layanan selama masa kontrak.
Apabila tingkat SLA yang telah disepakati bersama tidak terpenuhi, maka pelanggan berhak mendapatkan pengurangan pembayaran, dan pihak pemberi layanan harus mengevaluasi masalah yang terjadi agar dapat meningkatkan tingkat layanannya.
SLA sangat diperlukan untuk mengukur tingkat kinerja penyedia internet, hal ini akan memberikan kepuasan layanan yang diperoleh oleh pelanggan. semakin tinggi tingkat terpenuhinya SLA maka akan memberikan nilai positif bagi ISP, diharapkan akan menjadi rekomendasi kepada pelanggan lain yang ingin menggunakan jasa ISP tersebut.
Pihak Pelanggan akan merasa terjamin dari ketersedian informasi, layanan gangguan hingga penanganan masalah dari provider. sehingga pelanggan merasa aman dalam menjalankan aktifitasnya dari layanan yang baik. SLA yang rendah pada internet akan mengganggu, contohnya pada perusahaan yang bergerak pada perbankan, sekolah, dan lembaga lain yang aktifitas bisnisnya bergantung pada internet.
Cara Menghitung SLA
Contoh sebuah perusahaan layanan internet memberikan SLA 98%, artinya Provider menjamin 98% internet berjalan dengan baik, dan 2% gangguan yang terjadi dianggap wajar apabila terjadi internet terputus, layanan ini terhitung dalam kurun waktu satu bulan.
Dalam 1 hari = 24 jam dan 1 bulan = 30 hari, kewajiban yang harus dibayar pelanggan misalnya Rp 2.000.000
1 bulan = 30 hari x 24 jam 720 jam (Jumlah 720 jam adalah jumlah layanan 100%)
Jika SLA 98% maka 98% x 720 jam = 705,6 jam (Jumlah 705,6 jam adalah waktu yang dijamin oleh Provider internet berjalan dengan baik, sedangkan sisanya 14,4 jam apabila terjadi gangguan atau internet terputus masih dianggap wajar).
Apabila dalam kurun waktu satu bulan terjadi internet down selama 10 jam, maka SLA yang dijanjikan berarti terpenuhi, tetapi apabila internet terputus selama 50 jam dalam satu bulan, berarti sudah melebih dari 14,4 jam yang dianggap wajar.
Biasanya apabila SLA yang telah disepakati tidak terpenuhi, maka pelanggan mendapat pengurangan biaya yang dibebankan, cara menghitungnya sebagai berikut:
Misalkan Internet terputus selama 50 jam / 720 jam = 0,14 x 100 = 14%
Biaya bulanan internet = Rp 2.000.000 / 98 = Rp. 20.408
Rp.20.408 x 14 = Rp. 428.571 (Jumlah yang harus dikembalikan kepada pelanggan)
Jadi Rp. 2.000.000 – Rp. 428.571 = Rp. 1.571.429 (Jumlah yang dibayar oleh pelanggan)
Dengan memahami Pengertian dan Cara Menghitung SLA, maka pelanggan dapat memahami hak layanan yang harus diterima, dan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi tingkat layanan internet yang telah disepakati.
Terkadang jumlah pengembalian yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian pelanggan dari matinya internet, oleh karena itu pihak provider diharapkan dapat memenuhi setidaknya dari jumlah SLA yang dijanjikan.